Sarapan itu Penting, tapi KAPAN?

Mbok ya namanya kegiatan fisik harus ada tenaganya. Cara dapat tenaga ya pastinya makan.

"Atuh nya jelas kalau ditanya sarapan nya pagi atuh," ujar si eta.

Enggak sesederhana itu gaes. Pola makan tiap orang berbeda. Ribet. Berlaku buat si eta tapi gak bisa ke si ieu. Aslina!

Jadi maksudnya sarapannya kapan itu... Sebelum berangkat gowes, pas sudah di tikum, ato malah engga sarapan sama sekali.

Kalau saya (Agun) mau gowes bareng sama Ayung, biasanya sudah ketakar nih sarapannya di tikum.

Ke Barat, lontong sayur Cimahi. Timur, lontong sayur Cibiru. Selatan, bubur ayam Sadu.

Utara emang belum ada, jarang main ke arah sana soalnya.

Lalu kalau gitu jelas atuh... Sarapan sebelum gowes di tikum aja?

Nah lagi-lagi ini harus menyesuaikan kondisi. Paling tidak dari dua faktor. Sejauh apa jarak rumah ke tikum, dan terakhir makan malam jam berapa.

Kenapa ini ngaruh banget? Buat manusia ectomorph yang enggak punya massa otot berlebih buat menyuplai tenaga, tahu kapan terakhir makan itu penting.

"KAMU TIDAK PUNYA LEMAK, JOW!"

Jadi buat pembaca yang merasa punya badan ectomorph (istilah keren kurus kering kerontang), emang harus dibiasain bikin pola sarapan sebelum gowes. It's a game changer, boys!

Percaya deh, sarapan itu pondasi fisik dan mental buat gowes seharian. Kalau pagi sudah bobrok, bisa kebawa sampai siang.

Waktu ke Burata lalu, saya enggak sarapan, enggak ngopi. Langsung berangkat karena mikir nanti juga sarapan di tikum.

Tambah lagi fisik lagi drop gara-gara baru sembuh sakit, gowes ke tikum yang cuma 7 km saja badan rasanya sudah porak poranda.

Habis itu sarapan, eh malah perut jadi kembung. Gowes seharian itu kacau. Napas gampang habis. Heart rate meroket. Dahlah lemahnya kayak apotek tutup.

Makanya dari pengalaman itu saya jadi punya trik yang mungkin bisa diterapkan buat pembaca. Sudah teruji walau sering saya abaikan karena bangun kesiangan. Ah elah...

Kalau mau long ride yang banyak nanjak, sebelum tidur harus makan. Apapun itu. Pokoknya makan berat. Bangun pagi tinggal top-up pakai kopi dan makanan ringan kayak roti atau gorengan. Baru nanti makan berat lagi pas di tikum.

Jangan pernah mikir, ah tadi baru makan. Paksain aja. Isi makanan lagi waktu di tikum walau enggak harus seporsi penuh. Yang penting top-up.

Ototmu perlu glikogen kawan. Apa itu glikogen, coba tanya Google.

Beda cerita kalau mau short ride yang no effort, nah biasanya saya sarapan dulu di rumah. Walaupun malam sebelum tidur sudah makan.

Jadi sampai pulang beneran kuat tuh enggak makan lagi. Ibarat sekali isi bensin aja langsung full tank.

Beda cerita lagi kalau multi day ride kayak waktu ke Papandayan atau Pangandaran, ini beda lagi triknya. Coba carb loading dari seminggu sebelum hari H.

Caranya ya sebelum tidur harus makan. Lalu pagi-pagi lanjut sarapan. Walaupun hari itu enggak ngapa-ngapain atau ibarat cuma kerja doang di depan laptop.

Yang dicari itu kemampuan si otot buat menerima glikogen lebih banyak dari biasanya, bukan buat gemukin badan. Inget, ini trik buat manusia-manusia kelas capung ya. 

Bersyukurlah buat bapak-bapak kaum prenagen yang kapasitas glikogennya tinggi. Enggak perlu ribetlah carb loading tinggal metabolisa aja itu lemaknya jadi gula.

Jadi kalau pola sarapannya udah ketemu, tinggal cari makanan yang cocok aja deh.

Kombo paling efektif kalau buat saya itu malam makan berat kayak nasi atau oatmeal, pagi ngopi sama roti. Udah itu cukup. Di tikum biasanya lanjut lontong sayur atau bubur kan etamah kumaha tikum.

Pernah coba makan oatmealnya pagi-pagi, waduh tenaganya enggak keluar. Malah berasa tenaganya baru keluar jam 10-11. Low GI slow release emang gitu lah karakternya oatmeal.

Eh tapi ada juga temen saya yang pagi makan oatmeal malah kuat tenaganya. Emang metabolismenya aja beda.

Makanya, urusan sarapan itu penting sih. Dan untungnya kebiasaan ini berlaku enggak buat gowes juga toh. Enggak ada salahnya nerapin pola makan bener biar lebih sehat. 

Mulai aja dari menentukan KAPAN kamu SARAPAN!

Posting Komentar

0 Komentar