Trik Gowes di Musim Kemarau... Biar Enggak Dehidrasi Caranya Gimana?


 


Gowes kepanasan saat siang hari bolong emang enggak bisa dihindari di musim kemarau kayak begini.

Lalu gimana caranya biar enggak tersiksa saat cuaca panas?

"Jangan gowes saat panas."


Yaah kalau begitu ceritanya sih udahan artikelnya, Bambang!

Lho tenang pemirsa. Itu kan cara terbaiknya biar enggak gowes kepanasan. Kalau memang sudah di jalan ya enggak mungkin nunggu malam atau enggak ada matahari yekan... Kapan sampai tujuan atau sampai rumahnya kalau gitu.

Gowes kepanasan memang enggak bisa dihindari, terutama buat yang susah bangun pagi dan akhirnya berangkat kesiangan.

Tapi buat yang sudah berangkat subuh juga dijamin bisa ketemu panas, namanya juga lagi musim kemarau.

Tentu faktor utama yang bikin goweser tahan panas itu faktor genetik, kebiasaan (dilatih atau tidak), dan tempat tinggal. 

Orang Jakarta atau Surabaya bisa jadi lebih tahan gerah ketimbang warga Bandung.

Soal kebiasaan bisa ngaruh juga. Orang yang terbiasa kerja di ruangan AC bisa lebih cepat pusing dan kunang-kunang saat dihajar cuaca terik. Beda misalnya kalau biasa kerja lapangan saat siang hari.

Tapi sudahlah, kesampingkan hal itu dulu karena enggak mungkin demi kuat gowes di siang hari yang panas kamu latihan telentang satu jam di siang bolong. Itu sih nyiksa diri dan bikin sakit.

Triknya yang bisa digunakan, hidrasi dan cover. Coba saya jelasin dulu satu-satu.

Pertama, Hidrasi. Itu memang soal minuman. Tapi enggak sesederhana minum banyak air putih.

Orang biasanya merasa ah sudah banyak minum air tapi kok masih lemes kehilangan tenaga saat panas.

Banyak orang yang lupa satu hal lagi yang penting saat hidrasi, yaitu ion garam tubuh.

Kenapa? Sebab saat panas dan keluar keringat garam akan keluar. Nah banyak minum air putih saja tanpa mengembalikan garam yang hilang, ini bikin otot kehilangan tenaga.

Kembung iya, lemes iya, mata tetep kunang-kunang.

Sudah gitu pertanda keseimbangan cairan dan garam sudah tidak seimbang itu otot terasa lebih kaku dan kayaknya gampang banget keram.

Tapi urusan garam ini enggak bisa asal ambil satu sendok teh garam di warung terus langsung ditelan ya.

Ada beberapa minuman isotonik yang memang diciptakan untuk mengembalikan garam yang hilang. Sayang kami belum dapat sponsor. Kalau ada yang sponsorin sih saya bakal sebut merek.

Enggak menemukan minuman isotonik? Cari air kelapa.

Nah sialnya ada mitos yang berkembang di kalangan goweser kalau air kelapa justru bikin lemes. Padahal enggak ada penelitian yang membuktikan hal itu.

Mungkin kalau minum air kelapanya satu gentong iya jadi kembung dan ujung-ujungnya lemes kali ya?

Alternatif lain, bawa oralit. Sekarang malah ada oralit rasa jeruk.

Jangan remehkan nikmatnya oralit jeruk dingin. Saat ke warung, pesan saja air es lalu aduk itu oralit jeruk bubuk. It's a game changer kalo kata orang Ciseeng sana.

Masih ngomongin soal garam, bisa juga pakai cara tidak saintifik tapi katanya sih ngaruh juga. Yaitu cari warung dan beli mie instan, atau makan baso.

Saya punya teman yang malah lebih ekstrim. Saat otot merasa kaku mau kram pertanda kurang garam, dia makan indomie diremes yang dia bawa dari rumah dong.

Pernah sekali waktu dia lupa enggak bawa mie instan, dia malah ke warung dan makan ciki. Keliatan konyol memang bapak-bapak makan ciki. Tapi kalau manjur buat dia, who am i to judge?

Cara yang lebih elegan tentu beli salt stick. Sudah disesuaikan dosisnya. Memang sih harganya mahal. Beli ciki di warung bisa dapat puluhan bungkus.

Intinya percuma hidrasi air putih puluhan liter tanpa didukung garam. Jangan takut asam urat atau jadi sakit encok atau apalah. Garam itu necessity selama takarannya tepat.

Lalu biar gowes lebih kuat saat panas, selain hidrasi juga perhatikan soal covering.

Maksudnya, tutup bagian tubuh sebisanya agar tidak terkena sinar matahari langsung.

Apa enggak gerah pakai baju lengan panjang? Eh jangan salah. Banyak kok bahan baju lengan panjang yang bahannya enggak gerah.

Bisa coba pakai baselayer atau kalau istri berjilbab punya manset buat tangan, ya pinjam saja sehari.

Lalu sebelum pakai helm, pakai cover dulu macam headcap, syal, atau bandana.

Jadinya sinar matahari enggak terasa langsung menusuk ke kepala yang jelas bikin pusing.

Masih nyambung soal covering, ya bisa juga cari jalur yang banyak pohon dan teduh.

Urusan cari jalur teduh dan syahdu, ya bisalah tanya-tanya ke kami dari Mtbcyclingtour. Ada banyak stoknya kok...

Tapi penulis ini bukan dokter atau ahli kesehatan ya. Sharing saja pengalaman kami dan kawan-kawan yang kebiasaan gowes kesiangan di siang bolong.

Jangan paksakan diri juga kalau sudah tidak kuat. Menepi dan istirahat di bayangan masih lebih baik.

Kami bilang begini soalnya sering banget riding sama pesepeda yang mungkin pemula atau terlalu bersemangat. Merasa masih kuat sampai lupa minta istirahat.

Sudahlah tak perlu gengsi. Bersyukur malah tinggal di Indonesia. Nyender dulu di kulkas Alfamart atau Indomaret itu nikmat banget rasanya lho. 

Tapi ya cara ULTIMATE enggak mau kepanasan saat gowes, ya baca lagi kalimat terakhir di paragraf pembukaan artikel ini.



 

Posting Komentar

0 Komentar