Istilah cross country (XC) buat kami orang Indonesia memang rada beda. Kalau di luar negeri sana, pasti auranya kompetitif karena memang cabang olahraga serius. Kalau di sini mah diterjemahin langsung jadi gowes LINTAS KAMPUNG!
Meski begitu, gowes XC ala kami pastinya menghibur. Lewat rute-rute perkampungan yang syahdu tapi tetap ada tantangannya. Hal ini yang kayaknya lagi dikejar sama tim Rodalink Bandung di Event XC Ride Day yang digelar Minggu (27/04) kemarin.
Beberapa waktu lalu pas acara buka bersama di Rodalink Otista, Bandung, saya dan tim MTBCYCLINGTOUR sempat dengerin curhatan Ryan dari Rodalink.
"Pengen nih nanti abis lebaran kita bikin event tapi temanya XC. Yang ikut ya goweser XC, sepedanya XC. Biar enggak kalah nih sama gravel," ujar Ryan.
Kami pikir, memang sih yang lagi rame itu gravelan. Rodalink juga sudah ada Komunitas Gravelink. Cuma komunitas gowes XC-nya emang belum ada...
"Kalau XC kan kita bisa kasih rute yang lebih menantang (rusak) dibanding acara gravelan. Tapi kita kemas biar tetep menghibur lah... Kan kita pengennya pada happy gitu," curhat Ryan lagi.
Saya pikir iya juga... Padahal kalau ngomongin umur, kan lebih duluan ada sepeda XC daripada sepeda gravel ya? Kok malah belum ada komunitasnya dari Rodalink...
"Yaudah gas lah. Abis lebaran ya!" kata saya.
Eh beneran dong kejadian. Event perdana XC Ride Day Rodalink fix digelar 27 April 2025. Saya jelas ikutan.
Saat itu ada hampir 30 pesepeda yang ikut. Termasuk dari tim Rodalink Otista plus dua tokoh masyarakat, Uncle Roni (IG @roni.roni.saja) dan Aa Yung (IG @masayunganastasia). Dua tokoh ini wajib dimention karena dua ini boga lakon selalu ada saja komedinya.
Namanya event edisi perdana ya, rutenya juga enggak dibikin aneh-aneh dulu. Ke Cibodas tapi ke Warung Lemon Teh Raos Cibodas. Jadinya bukan ke Warung Lemon Teh Nur ya, tapi masih deket situ kok.
Cuma eh cuma ya jalurnya dengan tanda kutip sih... Soalnya bakal melintas melewati Rute Gunung Buleud yang ajaib itu!
Minggu itu untungnya sangat cerah. Perjalanan dimulai pukul 7 pagi. Dari posisi start di Rodalink jalan Otista, melewati Cimindi, Leuwigajah, dan dibikin muter dulu melewati halaman belakang rumah saya, Gunung Lagadar dan Selacau.
![]() |
Itu yang melengos di kanan gausah diliatin. TUMAN! |
Ya daerah situ memang enak buat dieksplor pakai sepeda MTB XC atau gravel sih. Rute syahdu jenaka memang.
Kalau buat orang yang belum pernah lewat situ. Pasti takjub melihat suasananya Lagadar plus piramida Selacau, sebuah gunung yang sudah koyak bekas ditambang. Tapi sekarang sudah ditutup jadi ya terbengkalai gitu aja.
![]() |
Selacau North Face |
Secara medan, rute Lagadar-Selacau ini memang bisa dibilang beginner friendly. Medannya offroad ringan jalanan gravel perkampungan dan sedikit jalan tanah.
Keluar dari area Selacau, melintasi jembatan Citarum dan masuk ke area Situwangi, menu utama siap disajikan.
Uncle Roni yang di event XC Ride Rodalink perdana ini menjadi chef peracik rute, menghidangkan sajian 'Nanjak Gunung Buleud'.
"Kita nanjak lewat jalur makam keramat yah! Belok kiri di depan!" kata Uncle.
Waduh, ini bisa dibilang bukan hidangan biasa. Kalau rute Gunung Buleud layak disebut Mie Gacoan level 5, rute makom keramat sudah Mie Gacoan level 8!
(kami tidak disponsorin Mie Gacoan. Tapi kalau mau sponsorin, nomor kontak ada di kolom 'hubungi kami' ya Gacoan!)
Sekadar info saja, rute Gunung Buleud dengan entry jalur biasa itu udah sakit banget nanjaknya di kisaran 20-23%. Ini lagi lewat makam keramat yang maksimum gradiennya 34%!
"Gila. Ini nanjaknya miring banget loh," kata kawan saja yang sebut saja dia Heru, Eko, atau Jojo. (pilih salah satu). Mulai ngawur dia ngomongnya. Nafasnya tersengal-sengal. Paha panas. Mukanya tetep saja cengegesan.
Yaiyalah mana ada tanjakan enggak miring, bapak! Dia pikir ini trase rel Whooosh apa ya?
"HR tembus 170 hahaha jalanan apaan ini edan," tambah Heru, Eko, atau Jojo (sudah dipilih belum?) saat sukses melewati segmen tanjakan makom keramat itu. Tapi emang dasar kuat sih dia mah. Robot.
Nah buat yang belum pernah lewat rute makam keramat Situwangi, saran saya sebenarnya gausah dicoba. Sudah gausah dorong. Saran saya muter balik! HAHAHA!
Bahkan Dafid dari tim Rodalink hampir salto karena Polygon Xtrada (yang geometrinya sudah cocok buat nanjak) sudah bukan ngangkat lagi roda depannya. Sudah mau takeoff!
Tapi dengan ramainya peserta yang mendorong menuntun di tanjakan membuat suasana jadi makin ceria. Laiya orang sambil ngobrol-ngobrol (dan mengumpat).
Momen di tanjakan makam keramat situwangi itu enggak lama. Karena kami ketemu lagi jalan utama lintas Cihampelas-Cibodas.
Sudahan? Belom! Mie Gacoan Level 8 itu hanya jadi hidangan pembuka buat dari Chef Roni. Gunung Buleud sudah menanti di depan.
Dari sisi medan, masih nanjak parah di kisaran 15%-an. Tapi karena sudah rute perkampungan, obstacle berat lain adalah banyaknya warung dengan kulkas berisi minuman dingin depan rumah yang bikin keseimbangan kami sulit dikontrol.
Jadinya belok deh...
Sudahlah, abaikan saja tanjakannya karena ngomongin suasana dan pemandangan, memang keren! Bisa melihat keunikan utama Gunung Buleud yaitu batu besar berbentuk kerucut yang disebut Batu Nini.
Tapi kalau saya biasa nyebutnya Batu Roket. Soalnya kayak roket jaman Pajajaran tapi enggak ditembak-tembakin sampai jadi membatu. Hahaha...
![]() |
Batu Nini / Batu Roket Gunung Buleud |
Melewati Batu Roket, kondisi rombongan sudah tercecer. Paling depan tentu ada robot-robot tanjakan seperti Aa Yung yang saya lihat keringatan saja enggak.
Kemudian yang rada gila di depan sih, ada Mang Opik yang merupakan Owner sekaligus mekanik sekaligus humas sekaligus bendahara OVXBIKE di Sukamenak (IGnya @ovxbike). Dia pakai fullsus tapi enggak di-lock sama sekali suspensinya. Trus bisa di depan. Apa rahasianya?
"Full suspension depan belakang gak dilock. Eh paha yang jadi rigid. Ngelock (kram)," katanya sambil ketawa.
![]() |
Lidahnya aja ikutan jadi rigid |
Tapi bukan Mang Opik pemegang rekor tergila. Ada nih anak muda bernama Robby yang remnya putus. Sepanjang jalan cuma pakai rem depan!
"Kalau turunan terjal yaudah tuntun aja," katanya kalem. Memang luar biasa ini anak muda. Layak ditoyor rame-rame.
Lalu bagaimana dengan kondisi Pak Heru, Eko, atau Jojo? (masih bingung manggilnya?) Eeehh.. dia malah pake acara ngonten pura-pura ga kuat nanjak dorong sepeda.
Pasti dongkol banget orang lain yang liat kelakuannya. Iyalah yang lain beneran ga kuat makanya dorong sepeda. Dia malah cuma ngonten. Jenakanya enggak ketolong...
Begitulah memang. XC Ride Rodalink harus puas ketawa...
Sampai di ujung tanjakan sebelum turun, kami wanti-wanti peserta buat yang belum pernah lewat (terutama Robby yang cuma pakai rem depan) soal medannya yang sekarang gantian.
TURUN MACAM TERJUN!
![]() |
Ya terjun ke situ, ke Kutawaringin Empire! |
Dengan gradien maksimal -27% plus jalanan jelek itu jadi santapan yang menyenangkan!
Di segmen turunan itu saya, Pak Heru, Eko, atau Jojo (asli bikin cape ngetik namanya), dan Mang Opik bisa sampai ke ujung turunan di Cibodas sejauh 3 km hanya dengan waktu enggak sampai 10 menit.
Padahal kalau dibalik jadi nanjak, rute Gunung Buleud dari arah Cibodas ini bisa jadi makan waktu 1 jam. Beneran. Saya udah coba dan enggak mau ngulang (kecuali dibayar).
Enggak lama kemudian muncul Aa Yung dengan tangan yang tremor. Saya lupa kasih tau ya kalau dia pakai Federal rigid. Itungannya masih sepeda XC sih, tapi XC 30 tahun lalu...
![]() |
Enggak ada yang namanya salah sepeda. Adanya cuma salah pilih ban. |
Mana tim yang lain? Ternyata dapat kabar... Uncle Roni keram, rehat dulu di tanjakan terakhir. Waduh chefnya gagal cooking nih, hahahaha.
Tapi dengan segala kejenakaan di Gunung Buleud itu, kami sampai di Warung Lemon Raos Cibodas pukul 11. Dan dalam waktu satu jam, azan Dzuhur, semua peserta sudah sampai di lokasi tempat makan.
Tim Rodalink sih saya intip keliatan puas dengan event ini. Soalnya semua peserta karena semuanya ternyata kuat dan enggak ada masalah (selain keram-keram doang, saya juga keram dikit).
"Terimakasih banyak untuk XC RIDE Rodalink Bandung nya hari ini ya. Asli keren banget. Keren rutenya, keren cuacanya, keren fotonya, yang paling KEREN kalian semua," kata Ryan sebagai perwakilan Tim Rodalink Otista saat makanan mulai dihidangkan.
Selanjutnya sudah bisa ditebak. Selesai Ryan ngasih wejangan, kondisinya langsung berubah huru-hara seperti kolam lele lagi ditebar pakan.
![]() |
GAMALAMAAAA! |
Selesai makan, Ryan dan Uncle Roni nyamperin saya dan Aa Yung.
"Event XC Ride selanjutnya pakai rute dari MTBCYCLINGTOUR ya, bulan Juni oke nih," kata Ryan.
Ah SIAAAP! Kami bakal sajikan hidangan yang dijamin SYAHDU RIDE AS ALWAYS!
***
((SEKALI LAGI, TERIMA KASIH BUAT SELURUH PESERTA DAN PANITIA XC RIDE RODALINK. SAMPAI JUMPA DI KEJENAKAAN SELANJUTNYA!))
***
Saya pulang bareng Pak Heru, Eko, atau Jojo karena memang searah. Rumah dia di Cimahi, saya di Lagadar. Saat perjalanan itu saya kepikiran panggil dia Yanto aja biar gak bikin bingung. Tapi yah mending kita voting saja nama panggilannya. Tulis ya di kolom komentar!
(Btw Yanto ini pemilik channel Youtube Pasangan Bike 2. Ini lapak buat embed video perjalanan XC Ride Rodalink kemarin. Kalau kamu masih bisa membaca tulisan ini, tandanya videonya belum diupload.)
0 Komentar