Gowes Lintas Jembatan Kereta Api Bandung - Ciwidey, Seabad Masih Kokoh, STEEL IS REAL!

 


Konstruksi jembatan-jembatan kereta api di bekas trase Bandung Ciwidey emang gak kaleng-kaleng. Sudah seabad masih pada kokoh!

Akhir-akhir ini lagi rame soal reaktivasi beberapa jalur kereta api 'klasik' di Jawa Barat gegara usulan Kang Dedi Mulyadi, saya jadi ingat pernah beberapa kali mencoba menyusuri trase jalur kereta api Bandung-Ciwidey.

Rute gowes nyusurin trase rel Bandung Ciwidey ini kalo boleh jujur, MEREPOTKAN!

Soalnya dari Cikudapateuh sampai Banjaran sudah banyak yang dijadikan pemukiman. Ada yang ditembok sampe harus mutar-mutar.

Bekas-bekas rel masih ada sih beberapa, tapi bangunan-bangunan bekas stasiunnya sudah banyak yang enggak berbentuk.

Ini bekas Stasiun Soreang... Tanda fisik yang tersisa cuma tiang listrik jadulnya aja. Bangunannya sudah enggak jelas bentukannya...

Yang masih utuh ya beberapa jembatan besinya yang saya salut sih, sudah seabad masih kokoh walau karatan di mana-mana.

Kalau mau buat foto-foto atau ngonten, ada tiga jembatan besi yang masih aman buat dilintasi. Enggak usah takut roboh. STEEL IS REAL!

1. Jembatan Dayeuhkolot Lama


Jembatan besi di jalur kereta api Bandung-Ciwidey ini letaknya paling dekat dari Kota Bandung.

Kalau naik kendaraan pas lewat Jembatan Citarum Buahbatu-Dayeuhkolot, kelihatan kok posisinya di kiri jalan kalau kamu dari arah Bandung.

Tapi buat nyamperinnya rada repot, karena masuk gang. Kalau jalan kaki sih gampang. Kalau bawa sepeda kudu lewat tangga di dekat jembatan baru (jalan raya).

Info yang saya dapetin sih, jembatan ini dibangun tahun 1921 dan jadi tahap pertama pembangunan rel Bandung Ciwidey seksi Cikudapateuh-Soreang.

2. Jembatan Sungapan

Jembatan KA Sungapan (foto: Dedi Ristanto)

Nah jembatan besi ini mungkin yang paling dikenal banyak orang. Posisinya ada di pinggir jalan raya Ciwidey. Masih dekat dengan Soreang.

Minimal kalau pernah ke Ciwidey naik mobil atau motor (dan enggak ketiduran), pasti pernah lihat jembatan ini pas dekat Soreang.

Jembatan ini juga paling gampang diakses karena tinggal masuk gang pinggir jalan raya. Jadinya ramai yang pakai jembatan ini.

Sudah gitu semenjak tahun 2021 lalu, jembatan ini sempat direnovasi sedikit dengan ditambah railing (pegangan) di satu sisinya, dan landasannya dicor.

Saya ingat betul waktu pertama kali lewat sini tahun 2013 dengan motor, waduh ngeri banget enggak ada railingnya.

Sudah gitu bawahnya masih model anyaman bambu. Bener-bener uji nyali!

Btw, jembatan ini dibangun tahun 1923 dan mulai dipakai tahun 1924. Seabad lebih nih umurnya!

3. Jembatan Rancagoong

Nah kalau jembatan ini paling tersembunyi dan paling keren sih bentukannya kalau kata saya.

Modelannya hybrid reverse arch dan truss. Jadi ada landasan seperti Jembatan Cincin di Cikuda, Jatinangor, kemudian baru ketemu struktur besi truss.

Jembatan ini umurnya sama dengan Jembatan Sungapan, karena memang dibangun jadi seksi 2 Jalur Kereta Api Bandung Ciwidey dari Soreang ke Ciwidey tahun 1923-1924.

Sisi timur Jembatan Rancagoong dengan struktur reverse Arch (tanpa truss structure)

Tapi untuk sampai ke Jembatan ini juga lebih nanjak ketimbang dua jembatan sebelumnya.

Kalau pakai rute gowes jalan utama Ciwidey, mau gak mau harus nanjak dulu sampai Sukajadi. Dari situ ada belok kanan dekat restoran Kampung Gombong.

Tapi saran saya kalau mau gowes ke Jembatan Rancagoong, mending lewat jalur Sungapan saja. Jadi kamu bisa dapat dua jembatan sekaligus sekali jalan.

Rutenya melewati Jembatan KA Sungapan, kemudian ikuti saja jalan setapaknya sampai ketemu jalan alternatif Ciwidey via Cikoneng.

Dari situ lanjut saja nanjak sampai nanti kamu ketemu pertigaan berbentuk huruf Y dengan petunjuk jalan di tengahnya.

Sisi barat Jembatan Rancagoong dengan struktur truss. Enggak ada railingnya kayak Jembatan Sungapan. Harus pede kalau mau lewat sini.

Disitu tertulis kok kalau belok kiri, kamu bakal menuju ke Jembatan Rancagoong.

Jembatan KA Rancagoong ini tergolong ramai juga dipakai warga Cilame/Cikoneng buat ke jalan raya utama Bandung Ciwidey soalnya.

Jadi kalau kebetulan ada warga yang lewat pakai motor, ngantri saja.

Soalnya jembatan KA Rancagoong enggak ada railingnya. Benar-benar langsung kiri kanannya lihat lembahan.

Uji nyali banget deh kalau enggak tahan lihat ketinggian. Mending tuntun saja deh sepedanya!



***

Nah seandainya jalur kereta api Bandung-Ciwidey direaktivasi, saya yakin jembatan ini tetap bertahan karena enggak bakalan dipakai.

Biar kata masih kokoh, tapi kan enggak mungkin bisa menahan kereta api modern dengan lokomotif badak macam CC206 plus rangkaian panjang.

Sudah gitu lengkungan jembatannya juga kecil, jadi saya rasa bakal ada jembatan baru yang dibangun di dekatnya.

Yah semoga saja jembatan-jembatan besi itu masih bisa bertahan dan makin terawat. Memang sih karatnya dimana-mana. Tapi tenang... STEEL IS REAL!

Bonus: Unrelated, tapi buat saya jembatan KA paling spektakuler yang satu ini. Tahu di mana?


Posting Komentar

0 Komentar