Biar kata mengandung babi, tapi halal kok buat kamu yang muslim. Malah layak diulang berkali-kali.
Jatibabi itu kami sebut rute gowes all terrain adventure yang mungkin dibilang paling asyik di region Bandung Barat. Berat tapi rewarding!
Beratnya juga bukan karena nanjak panjang dan parah ya. Medannya enggak ada yang naik gunung tinggi. Cuma harus tahan sama rolling dan cuacanya saja.
Soalnya kalau kamu warga Bandung yang terbiasa udara sejuk, musuh utama di rute ini adalah hawanya yang gerah. Terutama saat melewati segmen yang terbuka.
Yup, ada segmen yang rimbun, ada juga yang bener-bener exposed kayak pas lewat gunung kembar ini. |
Dijamin kalau lewat siang hari dam enggak kuat mental bisa bikin soak duluan. Bawannya pengen tidur siang di bawah pohon.
Tapi itulah. Variasi-variasi itu yang bikin rute ini kami bilang rewarding dan layak diulang karena kombo medannya yang paket lengkap!
Dari tanjakan landai, tanjakan curam, turunan landai rolling, turunan curam, rolling, medan ladang, medan batu, medan aspal mulus, aspal rusak, singletrack tanah, semuanya ada.
Dari yang hijau syahdu... |
...hingga ladang tandus. |
Tapi enggak ada yang ekstrim macam drop-dropan, trap akar, atau segala obstacle mtb begitu. Ini bukan bike park, malah rute ini masih dipakai warga setempat pakai motor.
Jadinya rute ini masih aman buat digowes pakai sepeda gravel atau paling pas sih pakai mtb hardtail.
Bukan berarti enggak bisa ya pakai seli, roadbike, atau mtb full sus. Tapi enggak kami sarankan karena dijamin enggak efektif dan bisa jadi malah bikin masalah. (Tapi balik lagi, terserah kamu. Risiko ditanggung sendiri).
Kami kasih breakdown deh buat kamu yang ingin mencoba rute ini.
Secara garis besar, rute ini punya jarak 80km dari titik start di alun-alun Cimahi dan balik lagi ke titik yang sama sebagai finishnya.
Perjalanan akan dimulai menyusuri jalan raya utama hingga ke Gadobangkong buat menyusuri jalur sisi rel yang sekarang beberapa titik sudah dicor. Sisanya sih masih gravel.
Rute gravel si paling gravel adalah gowes di pinggir rel kereta api! |
Nanti rute ini akan tembus di tiber KA Padalarang dan ketemu jalan raya lagi menjelang Tagogapu.
Dari situ balik rute aspal lagi deh sampai ke gerbang Walini, Panglejar.
Sabar nanjak di aspal dulu sampai Panglejar. |
Nah dari Walini masuk menyusuri jalur gravel berbatu melewati Maswati hingga tembus di Cipeundeuy. Rute ini ada di Google maps, sebenernya. Kami enggak pernah bikin rute sendiri sampai tebas-tebas bawa golok ya. (Tapi kalau mau file GPX, bisa DM ke @masayunganastasia di IG).
Gravel Walini, masih bisa pakai sepeda rigid. Tuh Ayung pakai Federal.
|
Secara medan, dari Walini sampai Maswati jalanannya light offroad tapi kondisi menurun, sedangkan dari Maswati sampai Cipeundeuy itu beraspal bagus tapi rolling.
Medan rada offroad bakal kamu temui lagi setelah Cipeundeuy di perkebunan karet Pasir Ucing sampai Gunung Sanggrah.
Kebun karet Pasir Ucing. |
Harap dicatat, ini sebenarnya jalan aspal. Tapi entah terakhir diaspal 20 atau 30 tahun lalu. Hahahaha!
Pasir Ucing 2023, kami lewati saat kemarau... |
...dan 2024 saat musim hujan. Lebih hijau dan ada becek-beceknya. |
Nah segmen Gunung Sanggrah ini yang bikin kami kasih nama rute gowes ini sebagai JATIBABI.
Soalnya punya vegetasi hutan jati yang teduh, dan setiap kami ke sini pasti ada pemburu babi. (DAN BABINYA SELALU KETEMU).
Kalau sudah ketemu tanjakan dengan pohon-pohon jati, itu tandanya sudah masuk Gunung Sanggrah. |
Nanjak sih, tapi dikasih view syahdu gini okelah. |
Target acquired. |
Tapi segmen JATIBABI inilah menu utama (pun intended -tidak haram-) yang paling memorable dan menyenangkan.
Bersepeda menyusuri rute hutan yang rimbun, teduh, membuat kamu lupa sama tanjakannya yang rada gila.
Yep, segmen paling curam dengan gradien 16% ada di hutan ini. Dan hanya itu saja tanjakan gilanya di sepanjang 80km rute kami ini.
Kalau mau istirahat, ada spot asyik yang kami sebut kursi perenungan. Buat merenung ngapain sih gowes ke sini. Nih penampakan kursi perenungan:
2023. Cuma berdua. |
2024. Lah jadi rame. |
Dari kursi perenungan tanjakan terjalnya sih sudah lewat, tapi masih nanjak sedikit sampai puncakan. Pokoknya di segmen ini bener-bener paling syahdu hutannya. Juara banget.
Seandainya dekat rumah, pasti bakal sering kami gowesin deh ke sini.
Terjal kayak apa tetep aja keliatan landai kalau di foto. |
Tapi selepas tanjakan, tentu ada turunan. Dan rada panjang. Bisa kamu nikmati dengan ngebut atau ya santai sajalah, sudah jarang ke sini kok buru-buru banget mau pulang.
Berhubung rute Jatibabi adalah rute yang sungguh balanced, setelah ketemu hutan dengan kesyahduan yang maksimal kamu bakalan ketemu rute gravel gersang dengan panas yang sungguh bikin naik naik darah.
Cari timing lewat sini itu susah. Kalau kamu geber di awal, kamu sampai sini pas tengah hari... |
...tapi kalau nunggu sore teduh, sampe rumahnya 100% kemaleman. |
Sudah gitu rutenya ada nanjak pula. Enggak terjal kayak di hutan sih, tapi medannya kan batu. Jangan memaksakan diri gowes di sini kalau enggak kuat. Daripada ngesot-ngesot.
Segmen hell gravel ini cuma 3km saja kok sebelum kamu masuk lagi ke hutan jati yang teduh.
Setelah itu masuk kampung dan ganti lagi jadi hutan karet Pareangpintu, Mandalasari sebelum ketemu jalan raya Cipeundeuy.
Rute hutan karet Pareangpintu ini satu-satunya segmen dengan tanah merah licin. |
Ujung hutan karetnya bakal nongol di sini yang berarti ketemu jalan raya utama. |
Oh sudah jalan raya kamu pikir sudah selesai? Belum. Masuk ladang lagi dong...
Pilihan masuk ladang ini bukan buat menyiksa diri atau menyiksa kawan-kawan sebenarnya. Soalnya kalau pilih lewat jalan raya Rajamandala, lebih memutar dan rolling naik turun.
Jalur ladang terakhir yang "lebih baik lewat sini daripada rolling nggilani di jalan raya, muter pula." |
Lewat ladang Cipatat ini kamu langsung lurus terus yang nanjaknya saking alusnya enggak terlalu kerasa sampai nanti keluar di jalan raya menjelang PUSDIKIF AD. Ituloh... tempat latihan tank.
Nah di seberang PUSDIKIF itu ada deretan warung yang biasanya kami jadikan sebagai major rest area. Entah istirahat lama, atau kalau sudah tidak kuat cari mobil loading.
Pondasi utama kalau ke Warung Singgah. |
Soalnya dari warung itu, masuk segmen terakhir full jalan raya nanjak 21 km sampai Cimahi alias titik finish.
Yup, raja terakhirnya ya mau ga mau gowes di jalan raya, hehehe...
Siap hadapi raja terakhir Cipatat-Ciburuy-Cimahi? Kalau ga kuat yaaa loading sajalah... |
***
Nah kalau mau tonton perjalanan kami di rute gowes Jatibabi, ada 2 video yang sudah tayang di Youtube Asmar Ayung. Versi 2023 saat cuma saya dan Ayung dan 2024 yang rombongannya rada rame.
Jenakanya sih sama aja, sayangnya versi 2023 rada kepotong ya... Kalau mau lihat rutenya yang full di versi 2024.
JATIBABI 2023:
Ini cuma preview aja, spoiler. |
0 Komentar